Kota Bengkulu, kupasbengkulu.com – Polemik dalam pembangunan PLTU yang direncaanakan akan dibangun di Provinsi Bengkulu, tepatnya pada kawasan Teluk Sepang dalam waktu dekat oleh perusahaan asal Cina yakni PT Power Construction of China, cukup menjadi perhatian. Dalam pembangunan ini nantinya diketahui perusahaan asal Cina tersebut akan memiliki lebih dari 50 persen saham PLTU tersebut.
Hal ini sebagaimana diungkapkan Yunofrizal, selaku konsultan dari pihak PLTU, saat sosialisasi dampak PLTU yang diklaim bisa menguntungkan masyarakat. Menurutnya dalam kepemilikan saham ini, tidak sepenuhnya akan dikuasi oleh Cina, namun menyisakan 30 persen milik Indonesia. Artinya sebanyak 70 persen saham tersebut dipastikan akan dikuasai oleh perusahaan Cina.
“Provinsi Bengkulu menang tender, dan akhirnya ada investor yang masuk dan menanamkan sahamnya untuk PLTU. Perusahaan itu juga adalah perusahaan listrik asal Cina,” kata Yunofrizal.
Dijelaskannya, pembangunan PLTU dengan kapasitas 2×100 megawatt ini merupakan respon dari bertambahnya kebutuhan listrik yang selalu naik secara drastis dari waktu ke waktu. Saat ini tercatat angka kenaikan kebutuhan listrik itu mencapai 10 persen per tahun. Oleh karena itu dengan adanya pasokan tambahan PLTU diharapkan bisa membantu menerangi Provinsi Bengkulu yang saat ini dianggap masih kurang dalam konsumsi listrik.
“Dengan daya 200 megawatt dari PLTU akan menghindari pemadaman bergilir. Seluruh wilayah kota dan kabupaten akan cukup jika 200 megawatt ini terealisasi,” jelasnya.
Antoni DS selaku Kabid Pertambangan Dinas ESDM Provinsi Bengkulu, menjelaskan dalam pembangunan ini masyarakat akan banyak diberikan keuntungan. Salah satunya dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang bisa langsung diimplementasikan, serta beberapa hal yang dirasa dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.
“Akan ada investasi sebesar Rp 4 triliun, serta produk barang dan jasa lokal akan mendapat perhatian lebih. Masyarakat lokal akan mendapatkan pekerjaan di perusahaan, baik sejak tahap konstruksi maupun operasional sesuai dengan kualifikasi,” tandas Antoni. (nvd)