kupasbengkulu.com – Delapan relawan yang berasal dari lulusan perguruan tinggi Ilmu kesehatan dan kedokteran se Indonesia merasa prihatin dengan masyarakat Pulau Enggano mengabdi di daerah itu.
Kedelapan relawan itu berasal dari seluruh Indonesia menjadikan Enggano sebagai desa binaan.
Koordinator Pelaksana Bidang Kesehatan Lingkungan, Elza Puspita Sari bahwa saat ini masyarakat masih kurang peduli dengan kesehatan lingkungan
“Desa binaan kami ini berada di Desa Banjarsari di Pulau Enggano program desa binaan ini memang kami yang menggagas karena memang permasalahan akses sanitasi masyarakat masih kurang bahkan masih jauh dari kata sederhana, apa lagi soal pengetahuan masyarakat hidup bersih dan sehat itu masih jauh, maka dari itu kami mengabdi di sini untuk membuka wawasan mereka akan pentingnya kesehatan lingkungan,” ungkap Elza yang juga lulusan Poltekkes Kemenkes Provinsi Bengkulu ini.
Elza juga menyebutkan bahwa saat ini sudah dilakukan sosialasi terhadap enam desa di pulau itu.
Namun desa yang dipilih ialah Desa Banjarsari hal ini dikarenakan baik perangkat desa maupun warganya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan mereka guna menyadarkan betapa pentingnya menjaga kesehatan lingkungan
“Kami memilih Desa Banjarsari ini karena warganya meman menerima kami dan desa lain juga namun mereka masih banyak kesibukan, bukan mereka tidak menerima program yang kami rencanakan ini, dan beberapa program kami itu seperti arisan Jamban, Bank Sampah Desa, pengolaan pupuk organik dan lain – lain, kalau untuk arisan jamban ini kami sangat prihatain terkhususnya saya pribadi karena masyarakat desa Banjarsari belum memiliki jamban permanen disetiap rumah maka dari itu saya membuat program arisan jamban ini agar mereka bisa memiliki jamban sendiri,” kata Elza.
Dirinya juga mengatakan bahwa saat ini masyarakat masih sering buang air besar di seputaran hutan dan itu sangat berpengaruh untuk sumber air seperti sumur yang mereka gunakan karena dampaknya akan buruk jika masyrakat masih menggunakan cara lama.
“bahaya sekali jika mereka masih belum memiliki MCK permanen disetiap rumah karena itu bisa memicu diare sedangkan kita tahu sendiri pulau enggano ini jauh berada dari ibukota provinsi.(cr5)