kupasbengkulu.com – Peneliti, Dr George Holden, mengatakan berdasarkan hasil penelitian, orangtua yang banyak “berteriak” lebih mungkin untuk memukul anak-anak mereka.
“Orangtua sering memukul anak-anak mereka atas kesalahan yang sepele, dan beberapa ibu melakukannya lebih banyak dari data laporan yang pernah diidentifikasi. Hal ini nyata. Sebab, rekaman memberikan informasi faktual, yang tidak bisa diberikan oleh data laporan,” ujar Holden.
Tak hanya itu, Holden menambahkan pukulan tersebut tak memberikan efek yang berarti. “Sebaliknya, saat orangtua berpikir memukul anak dapat mengatasi masalah, sebenarnya hal itu tidak bekerja. Namun, lebih dari itu, pukulan dapat mengakibatkan perilaku anak lebih agresif, mudah cemas, bahkan depresi,” ungkapnya.
Tahun lalu, sebuah penelitian dari University of Michigan menunjukkan, seiring berjalannya waktu, “memukul” akan menyebabkan perilaku anak memburuk. Sementara, studi lain yang dilakukan oleh para peneliti di Columbia University di New York, mengungkapkan anak berusia lima tahun yang kerap dipukul oleh orangtuanya akan tumbuh cenderung lebih agresif dan lebih sering melanggar peraturan di sekolah.
Di sisi lain, penelitian ini juga menunjukkan, anak-anak yang dipukul oleh ayah ketika mereka berumur lima tahun, berdampak buruk pada kemampuan berbicara dan bahasa mereka.(kps)
Sumber: kompas.com