Rejang Lebong, kupasbengkulu.com – Kepala Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Rejang Lebong, Edy Robinson, mengaku kesal dan gundah, lantaran masih banyak warga setempat yang tidak mengibarkan bendera merah putih pada tanggal 17 Agustus 2016.
Padahal, kata Edy, sebelumnya petugas sudah berkeliling Rejang Lebong dan mengumumkan kepada masyarakat untuk segera memasang bendera Merah Putih
di depan rumah masing-masing, sehari sebelum 17 Agustus.
“Ini membuktikan bahwa nilai nasionalisme dalam diri masyarakat sudah
berkurang,” kata Edy.
Ironisnya, warga yang paling banyak tidak mengibarkan bendera terdapat di wilayah Curup Utara. Lebih tepatnya, di Desa Tabarenah. Padahal, desa tersebut adalah salah satu ikon perjuangan rakyat melawan penjajah.
Tabarenah menjadi saksi bisu pertempuran besar antara rakyat melawan Jepang pada tahun 1945. Sekarang, terang Edy, hanya sekitar 25 persen dari seluruh warga desa tersebut yang memasang bendera.
“Padahal kepala desa setempat juga sudah mengimbau warganya untuk pasang bendera,” lanjut Edy.
Selain Tabarenah masih ada beberapa desa lagi yang warganya tidak mengibarkan bendera. Beberapa di antaranya adalah Desa Pagar Gunung dan Desa Talang Gambir. Keduanya terletak di Kecamatan Bermani Ulu.
“Hanya sebagian warga yang mengibarkan bendera di depan rumahnya, di dua desa tersebut,” tutup Edy. (vai)