Kupasbengkulu.com – Yadi (24) pemuda asal Sumatera Selatan yang menggantungkan hidupnya di aktivitas pasar malam saat ini sudah mulai merasa lelah akibat kurangnya animo masyarakat untuk melakukan aktivitas transaksi di pasar malam, dirinya bersama belasan pedagang lainya saat ini hanya bisa bersikap pasrah lantaran aktivitas pasar malam yang semakin dilupakan Masyarakat
Yadi yang biasa menjajakan mainan anak hanya bisa berharap dan hanya berharap saja barang dagangan yang dirinya sediakan bisa habis terjual, harapan untuk dagangannya bisa laku itu semakin jauh tergantung entah dimana
Yadi mengatakan bahwa saat ini dengan waktu dua malam dirinya hanya bisa menghasilkan pemasukan Rp 100 ribu berbanding terbalik dengan enam tahun lalu.
” kalau sekarang satu malam itu saya cuma bisa menghasilkan Rp 100 ribu itu saja sudah banting harga kalau dulu waktu masih ramai pengunjung kira – kira 6 tahun lalu dalam satu malam itu saya bisa dapat sampai Rp 500 ribu, kalau sekrang saya cuma bisa berharap dagangan saya ini habis terjual,” kata yadi
Pemuda 24 tahun ini sempat ingin berhenti bekerja sebagai pedagang di pasar malam namun dirinya bingung mau bekerja di mana karena sudah terbiasa berjualan di pasar malam bahkan dirinya juga menceritakan bahwa selama satu minggu dirinya hanya bisa berjualan selama dua hari karena hujan hal ini semakin mempersulit dirinya ditambah lagi pengunjung yang datang hanya segelintir orang, bahkan untuk bertanya saja tidak
“Sempat saya punya fikiran mau pulang kampung dan mau berkebun saja tapi kalau saya berkebun sekarang harga kopi kan tidak menentu, entahlah saya bingung mau kerja apa yang jelas saat ini saya sangat sedih karena pasar malam sudah tak seperti dulu lagi,” ujarnya.
Kendati demikian Yadi saat ini hanya bisa berdoa saja agar pasar malam kembali diminati oleh masyarakat.
Anggi Noverdo