Seluma, kupasbengkulu.com – Pemagaran lahan lokasi Pasar Mingguan Tais oleh ahli waris dari Keluarga Almarhum Abu Hasan terjadi cekcok mulut dengan ahli waris keluarga Dana. Ini dipicu lantaran pemagaran dilakukan tanpa adanya musyawarah antara para pemilik ahli waris dalam lahan lokasi pasar tersebut kamis (09/03/2017).
“Itu yang memagar hanya mengaku sebagai ahli waris, ini tanah milik orang tua saya,” kata Amanudin yang mengaku selaku ahli waris.
Menurutnya, pemilik lahan lokasi pasar lebih dari satu orang sehingga pemerintah tidak bisa semena-mena menutup tanpa ada upaya musyawarah dengan seluruh ahli waris.
“Tanah Abu Hasan itu tinggal sedikit, jadi tidak bisa kalau langsung main pagar saja, harus ada proses dari pengadilan,” tegasnya.
Sementara itu, ahli waris almarhum Abu Hasan, Â Efendi menyebutkan, pemagaran dilakukan guna mendukung kebijakan pemerintah daerah, sehingga tidak mengutamakan kepentingan sendiri atau sekelompok orang saja.
“Kami 10 orang ahli waris telah setuju dan mendukung program pemerintah, pemagaran ditunda untuk menghindari terjadinya anarkis,” kata dia.
Sebelum melakukan pemagaran, ahli waris dari keluarga Abu Hasan telah melakukan rapat dikantor camat Seluma kota bersama pihak Pemkab Seluma, pemagaran dibatalkan guna menghindari terjadinya anarkis. Sisi lain pihak keluarga Abu Hasan berencana akan melaporkan pedagang yang melakukan perusakan pagar dilokasi pasar tais ke Polda Bengkulu.
Sebelumnya, pihak eksekutif pemkab Seluma melakukan upaya penutupan pasar mingguan tais dan merelokasi pedagang guna mengaktifkan pasar harian sembayat, kemudian tujuan penutupan pasar diyakini untuk menata wajah ibu kota Kabupaten. Ikatan Pedagang Pasar Mingguan Tais telah melakukan upaya perlawanan, bahkan melakukan hearing ke DPRD Seluma, namun upaya pedagang juga belum menemukan titik terang. (sep)