kupasbengkulu.com – Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) beserta Forum Koordinasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bengkulu menggelar pertemuan di aula Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) guna menyikapi peristiwa pembakaran rumah ibadah di Tolikara, Papua.
Pertemuan ini dihadiri Kapolda Bengkulu, Brigjen Pol M. Ghufron, Plt Sekda Provinsi Bengkulu, Sumardi, Danrem 041 Gamas, Fajar Budiman, dan Kabinda, Idam Malik. FKPD dan FKUB menyepakati deklarasi damai agar efek dari peristiwa di Tolikara tak menyebar sampai ke Provinsi Bengkulu.
“Selama ini Bengkulu dikenal sebagai wilayah yang toleransi antar ras, suku, dan agamanya sangat bagus. Potensi konflik memang selalu ada, apalagi memasuki tahun politik ini semua isu bisa diangkat oleh semua orang,” ujar M. Ghufron, Jumat (24/07/2015).
Kapolda meminta masyarakat untuk tidak mudah terbawa isu yang tidak jelas asal-usulnya. Seluruh aparat bersama-sama dengan masyarakat diharapkan bekerjasama menanggulangi potensi itu agar tidak berkembang menjadi suatu aksi.
“Kita harus membentengi masyarakat agar peristiwa ini tidak menimbulkan dampak yang lebih luas lagi,” katanya.
Sementara itu, Ketua FKUB Provinsi Bengkulu, Muktaridi Baijuri, mengatakan peristiwa di Tolikara terjadi akibat kesalahpahaman atau kekeliruan komunikasi antara masyarakat, pihak keamanan, dan pejabat pemerintahan di daerah tersebut sehingga mengakibatkan hal demikian.
Untuk mengatasi konflik antar umat beragama di Provinsi Bengkulu, FKUB secara kontinyu melakukan pertemuan sebulan sekali. Ke depan pihaknya juga akan melakukan sosialisasi berkaitan dengan aturan penyiaran agama dan pendirian rumah ibadah. Hal ini dilakukan untuk memperkecil potensi konflik di daerah yang heterogen seperti Provinsi Bengkulu ini.
“Untuk sosialisasi itu sudah kita lakukan di Kabupaten Rejang Lebong dan selanjutnya Kabupaten Seluma. Ke depan kita akan lakukan bergilir ke daerah-daerah lainnya,” demikian Muktaridi. (val)