Bengkulu, kupasbengkulu.com – Dikatakan General manager Pembangkitan PT. PLN. Sumbagsel, Ruly Firmansyah, pasokan energi listrik untuk Bengkulu dan sekitarnya hingga kini masih mengalami kekurangan. Bengkulu masih ditopang energi listrik sebesar 70 Kilo Volt (KV) dari Sumbagsel, sehingga krisis listrik masih terjadi.
Untuk mengatasi hal itu pihaknya terus berusaha agar penyuplaian energi listrik untuk Bengkulu meningkat menjadi 150 KV, termasuk suplai dari PLTA Kabupaten Lebong. Disisi lain, dalam penyuplaian energi listrik ditemukan banyak kendala yang kini menjadi persoalan adalah mengenai ganti rugi lahan yang belum tuntas yang digunakan untuk membangun tapak tower listrik menuju Bengkulu.
“Permasalahan yang mendasar yang belum terselesaikan hingga kini mengenai ganti rugi lahan warga. Kami belum dapat solusinya, karena masih melakukan lobi-lobi, sebab mereka belum setuju dengan besaran ganti rugi yang kami ajukan. Sementara lahan tersebut akan digunakan untuk pembangunan tower jaringan tengangan tinggi atau tapak tower,” ungkap Ruly, Sabtu (15/11/2014).
Di Bengkulu terdapat 52 lokasi yang akan menjadi tapak tower yang mengambil tempat di Kabupaten Bengkulu Tengah, meliputi di Kembang Seri sebanyak 22 titik dan Karang Tinggi 7 titik, serta di Kabupaten Kepahiang sebanyak 22 titik.
Informasinya, biaya penggantian lahan yang diminta masyarakat sebesar Rp 500 ribu per meter persegi. Sementara anggaran yang ditetapkan untuk biaya penggantian lahan hanya Rp 36 ribu per meter persegi.
Ia mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah dapat membantu memecahkan persoalan ini mengingat kebutuhan akan tapak tower sangat diperlukan sebagai penyuplai energi listrik, apabila masyarakat yang memiliki lahan yang akan dilalui tapak tower meminta ganti rugi Rp 500 ribu per meter yang tidak masuk akal maka, Bengkulu akan terus dihantui krisis listrik.(beb)