Kaur, kupasbengkulu.com – Tak banyak sisi kemajuan Kabupaten Kaur yang diketahui masyarakat luas. Daerah ini ibarat wilayah “sunyi” namun menghasilkan jejak rekam pendidikan yang sungguh mengagumkan.
Jumat (19/2/2016) kupasbengkulu.com menyempatkan diri singgah di beberapa pusat pendidikan di daerah itu di kawasan Pondok Pusaka.
Pondok Pusaka merupakan pusat kegiatan pemerintah Kaur, denyut pembangunan terasa di sini.
Kunjungan pertama kupasbengkulu.com yakni ke sebuah lembaga Pendidikan Layanan Khusus Komplek (PLKK), terdapat satu SD dan SMP di kawasan ini yang dibalut asrama.
Tempat yang biasa saja sebenarnya, sebuah pusat pendidikan dengan beberapa fasilitas pendukung termasuk peralatan informasi teknologi seperti komputer berkases internet.
Namun yang paling mengejutkan, sekolah yang memiliki 150 murid ini ternyata dikhususkan untuk anak miskin dan mengalami masalah keluarga.
“Ini khusus untuk anak usia SD dan SMP yang tak mampu, tinggal di wilayah hutan, korban konflik agraria, dan keluarga ‘broken home’, mereka dapat menikmati pendidikan secara gratis,” kata Kadis Pendidikan dan Kebudayaan setempat, M. Daud.
Ratusan siswa sekolah itu tampak menyukai jika ada tamu yang datang, mereka dengan manja akan mengerumuni para tamu, bahkan menggenggam tangan tanpa takut.
“Mereka jarang berjumpa orang tua mereka, mereka membutuhkan kasih sayang layaknya anak-anak,” kata M. Daud.
Kisah sedih dan duka dari anak-anak di sekolah itu cukup membuat air mata menitik. Namun kita tetap bersyukur saat ini dari sisi pendidikan mereka terpenuhi saat ini.
Beranjak dari sekolah itu, kami mengunjungi sebuah SMP, di sekolah ini sama dengan sekolah sebelumnya. Para siswa berasal dari keluarga kurang mampu, para siswa tinggal di asrama. Selain mendapatkan pendidikan formal, pendidikan agama, dan wirausaha juga dibekali di lokasi itu.
Perjalanan kami lanjutkan menuju SMA 10 Pentagon, sekolah ini cukup unik memiliki segi lima jika di lihat dari atas. Lima pilar ini melambangkan Estetika, Imtak, Etika, Iptek dan harmoni.
Sekolah ini berstandar internasional dengan bahasa keseharian Inggris. Tak hanya warga Kaur, sekolah ini diminati oleh pelajar dari Lampung, Sumsel, Kota Bengkulu, Jambi dan beberapa provinsi lain.
Tenaga pengajar di sekolah ini sangat berkualitas sesekali diisi oleh pengajar dari Australia dan negara maju lainnya.
Di sekolah ini siswa sudah mengenal teknologi tinggi seperti Nano, dan robotik.
Wulan seorang siswa sekolah itu menyebutkan dengan sekolah di sana ia berharap dapat menempuh kuliah ke luar negeri.
Meski beberapa sekolah didesain khusus untuk anak miskin dan memiliki IQ jenius, pemerintah jgua tak meninggalkan sekolah kebanyakan. Program pertukaran guru, study banding ke luar negeri kerap dilakukan.
Sepanjang lima tahun kemajuan pesat terjadi di bidang pendidikan di Kaur. Jika diketahui ada siswa tak sekolah maka pemerintah akan menjemput dan memberikan pendidikan gratis.
Selain itu pemerintah setempat menyediakan 45 bus gratis menjemput anak sekolah dari desa ke sekolah.
Sepanjang lima tahun setidaknya beberapa putra daerah sedang menjalani kuliah di Amerika Serikat, Jerman, dan beberapa negara di dunia.
Semoga Kaur ke depan semakin lebih baik serta menginspirasi kabupaten lain di Bengkulu.
Redaksi