Jumat, Maret 29, 2024

Melawan Dingin Malam, Demi Sepeda dan Cita-cita

Putra

Rejang Lebong, kupasbengkulu.com – Malam menjelang di pinggiran Pasar Bang Mego, Curup, Kabupaten Rejang Lebong. Tidak seperti malam biasa, malam itu, Sabtu (20/2/2016) hujan turun merintik. Angin tetap semilir, tapi dingin menusuk sampai tulang.

Di sisi Pasar Bang Mego yang berdiri gagah di jantung Kota Curup, para pedagang makanan dan kaset bajakan sudah mulai berjejer. Seketika setelah warga kota yang wisata kuliner malam mulai memenuhi lapak pedagang, pengamen dan pengemis juga mengerubuti mereka, berharap dapat tumpahan koin untuk sekedar melepas lapar malam itu.

Tidak lama kemudian, Putra Sultan Agung (12), bocah cilik asal Desa Banyumas, Curup Tengah, Kabupaten Rejang Lebong, juga ikut berkeliling, membawa kotak semir, lap dan bekas sikat gigi.

Malam adalah saat yang paling tidak tepat untuk mencari konsumen yang butuh semir sepatu. Malam hari sesudah hujan, jangankan yang bersepatu kulit, warga yang bersendal kulit saja jarang ditemukan.

Putra hanyalah anak kelas IV SD GUPI, Banyumas, Curup Tengah. Ayahnya bekerja sebagai kuli panggul dan ibunya adalah ibu rumah tangga. Tentu saja, penghasilannya masih tidak cukup untuk kehidupan sehari-hari.

“Ditambah beli buku, kaus kaki, juga beli pena, jadi harus cari uang terus,” kata Putra.

Nama panjangnya juga begitu menarik. Nama raja besar dari kerajaan besar di Indonesia, dahulu kala. Kata Putra, ayahnya yang meletakkan nama Sultan Agung dibelakang namanya. Mungkin itu adalah doa, katanya, agar ia menjadi orang yang berguna bagi bangsa, juga pahlawan dan pemimpin.

“Kalau cita-cita, saya mau jadi polisi biar bisa menangkap penjahat dan membanggakan orang tua,” tambah bungsu dari tujuh bersaudara ini, sambil menyemir sendal kulit milik seorang pembeli pangsit.

Setiap hari, ia menyisihkan Rp 10 ribu dari penghasilannya untuk ditabung. Kalau beruntung, ia bisa dapat Rp 20 ribu perhari. Sayangnya, tidak setiap hari ia seberuntung itu.

Mulai pulang sekolah, ia berjualan kerupuk Jangek (kulit) sampai sore. Kemudian, ia mulai berkeliling membawa kotak semir. Kalau setahun yang lalu, jam sekolahnya adalah siang hari. Kesempatan itu tidak disia-siakannya, dengan datang ke kantor-kantor pada pagi hari.

“Kalau begitu, saya banyak dapat uang dari menyemir, kalau mulai menyemir malam, saya jarang dapat,” lanjutnya.

Saat ini, ia sedang mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk beli sepeda. Kata Putra, kalau punya sepeda, ia bisa ke sekolah lebih cepat. Ia juga bisa menjual kerupuk kulit dan berkeliling menyemir sepatu dengan cepat dan tidak mudah lelah.

“Kalau uangnya cukup, mau beli sepeda bekas, biar bisa jual kerupuk kulit kemana-mana,” tutupnya, sambil berlalu.(**)

Penulis : Adhyra Irianto

Related

Songsong Kepemimpinan Berintegritas Era Society 5.0, Sespimma Lemdiklat Polri Gelar Seminar Sekolah

Kupas News – Untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan yang berintegritas...

Ratusan Nakes di Kota Bengkulu Terima SK PPPK

Kupas News, Kota Bengkulu – Sebanyak 264 orang tenaga...

Polisi Tangkap Pembuat Video Mesum Pasangan LGBT di Lebong

Kupas News, Lebong – Polisi menangkap BP (19) warga...

Sidang Isbat Putuskan Hari Raya Idul Fitri 22 April 2023

Kupas News, Bengkulu – Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian...

Polisi Ungkap Home Industri Senjata Api yang Sudah beroperasi Sejak 2012

Kupas News, Bengkulu – Polda Bengkulu ungkap pabrik pembuatan...