Rabu, April 24, 2024

Miris, 70 Tahun Merdeka Menuju Akses Kesehatan Menggunakan Tandu

Tandu

kupasbengkulu.com, Lebong – Berbicara soal Desa Sungai Lisai memang tidak ada habisnya. Desa yang terletak di Kecamatan Pinang Belapis Kabupaten Lebong ini bisa dikatakan belum merasakan kemerdekaan walaupun umur bangsa ini sudah 70 tahun. Di Desa ini masih kita temukan jika ada warga yang sakit, harus ditandu beramai-ramai untuk mendapatkan pengobatan di Puskesmas terdekat.

Pagi itu, Senin (1/2) puluhan warga sudah berkumpul di rumah Ny. Sugito (35). Bukan untuk bertamu atau menghadiri satu acara, melainkan kedatangan warga ini untuk persiapan mengantar Ny. Sugito berobat ke Puskesmas yang berada di Desa Ketenong Jaya yang jaraknya lebih kurang 4 jam berjalan kaki.

Tidak ada kendaraan yang bisa dinaiki, tidak ada ambulance yang dapat menjemput, Ny. Sugito hanya ditandu dengan alat sederhana yang menggunakan sebatang bambu dan kain sarung. Tak hanya berhenti sampai disitu, dengan dibantu oleh tetangga dan warga sekitar Ny. Sugito yang ditandu ini akan melewati medan yang berat, dimulai dari menyeberangi sungai, naik-turun bukit hingga melewati jalanan berbatu dan yang tergenang lumpur.

Berangkat dari pukul 08.00 WIB, warga akhirnya sampai di Desa terdekat, yakni Desa Sebelat pada pukul 12.00 WIB. Dari sinilah Ny. Sugito akhirnya bisa diantar dengan kendaraan roda empat hingga ke Puskesmas.

Bintara Pembina Desa (Babinsa) Sungai Lisai, Koptu Isnan Admaja yang ikut serta mengantar Ny. Sugito dengan detail menceritakan peristiwa yang mengiris hatinya tersebut. Ia tak kuasa melihat perjuangan warga desa binaannya yang susah payah hanya untuk mendapatkan pengobatan yang layak.

“Kami berangkat sekitar orang 20, termasuk Pjs Kades, Kadus, Sekdes. Saya miris, masih ada warga kita yang harus mengalami nasib seperti itu,” ucap Isnan.

Isnan mengatakan, memang ada Bidan di Desa tersebut. Namun karena keterisolasian Desa, bidan tidak bisa setiap saat untuk berada di lokasi. Maklum saja, tenaga medis satu-satunya yang ada tersebut juga memiliki keterbatasan waktu dan tenaga.

“Memang di sana (Sungai Lisai, red) ada bidan dan satu-satunya tenaga medis, tapi dia kan tidak bisa setiap saat ada di lokasi. Mengingat tenaga, waktu dan pasokan obat yang dimiliki juga terbatas,” sambung Isnan.

Isnan selalu bertekad dalam benaknya selama ia bertugas di Desa Sungai Lisai harus ada perubahan baik itu ekonomi, pertanian maupun kesehatan di desa tersebut. Untuk itu, ia mengharapkan pemerintah setempat untuk intens memperhatikan bahwa masih ada warganya yang masih sulit untuk berobat.

“Saya berharap dari peristiwa seperti ini Pemerintah kita harus segera membenahi dan memperhatikan bahwa masih ada masyarakat kita, saudara kita yang bernasib seperti ini,” demikian Isnan

Penulis : Rendra Sutanto

Related

Songsong Kepemimpinan Berintegritas Era Society 5.0, Sespimma Lemdiklat Polri Gelar Seminar Sekolah

Kupas News – Untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan yang berintegritas...

Ratusan Nakes di Kota Bengkulu Terima SK PPPK

Kupas News, Kota Bengkulu – Sebanyak 264 orang tenaga...

Polisi Tangkap Pembuat Video Mesum Pasangan LGBT di Lebong

Kupas News, Lebong – Polisi menangkap BP (19) warga...

Sidang Isbat Putuskan Hari Raya Idul Fitri 22 April 2023

Kupas News, Bengkulu – Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian...

Polisi Ungkap Home Industri Senjata Api yang Sudah beroperasi Sejak 2012

Kupas News, Bengkulu – Polda Bengkulu ungkap pabrik pembuatan...