Seluma, kupasbengkulu.com – “Hanya satu di antara seribu orang yang sukses tanpa bantuan guru” (Bodhidharma).
Sekolah Dasar (SD) 180 Desa Sinar Pagi Kecamatan Seluma Utara dibangun tahun 2012 dengan tiga lokal untuk lima kelas.
Awal berdirinya sekolah ini merupakan bentukan swadaya masyarakat yang menginginkan sekolah berdiri dikaki bukit barisan ini.
Setelah lima kali dibentuk sekolah swasta yang berwadah dibawah pondok warga akhirnya sekolah tersebut dibuat kelas jauh SD Lubuk Resam setelah memenuhi syarat barulah sekolah tersebut ditetapkan menjadi sekolah negeri.
Senin 21 November 2016, kami mengunjungi SD didaerah terisolir Kabupaten Seluma ini, hanya ada tiga guru yang mengajar disana dua honorer dan satu Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu Kepala Sekolah (Kepsek).
“Dulu sekolah jarak jauh, setelah muridnya banyak akhirnya dibuat sekolah tahun 2012,”kata Kepsek SD 180 Teguh Santoso.
Sekolah tiga lokal ini hanya dua yang dijadikan ruangan kelas satu ruangan untuk kantor guru dan kepala sekolah, sementara pelajar sudah ada lima kelas yang satu ruangan diisi oleh tiga kelas.
“Satu ruangan ada tiga kelas, idelanya ada sembilan guru tapi kami cuman ada tiga saya juga ikut mengajar,”cerita Teguh.
Seorang guru honorer yang mengabdi sejak sekolah ini didirikan yaitu Fengki, dia mengajar setiap hari dengan berjalan kaki sejauh satu kilo dari rumahnya.
Jarak tak menyurutkan semangat gaji tak diperhitungkan demi mencerdaskan anak bangsa, Fengki yang sepulang sekolahnya berkebun kopi mengeluhkan minimnya fasilitas disekolah ini.
“Kadang-kadang memberi pertanyakan kepada kelas satu dijawab oleh kelas tiga,”keluh Fengki.
Fengki juga menyebutkan fasilitas disekolah ini sangat minim, seperti buku pelajaran dan alat olahraga sementara keinginan dan niat belajar anak sangat tinggi.
“Kadang ingin mengeluh tapi semangat anak memotivasi ku untuk terus mengajar,”ujarnya.
Fengki digaji Rp 200 ribu perbulan yang diterima persatu semester, sebelumnya dia hanya digaji Rp 70 ribu perbulan namun seringin berjalannya waktu gajinya dinaikkan menjadi Rp 200 ribu.
“Kalau ditanya cukup atau tidak saya tidak bisa menjawab yang pasti saya ikhlas,”jelasnya.
Hari ini di Hari Guru Nasional (HGN) 25 November 2016, Fengki berharap agar diangkat menjadi honorer daerah dan pemerintah dapat segera menambah guru serta membangun ruangan kelas baru agar guru dapat fokus mengajar dengan baik.
“Harapan saya agar fasilitas sekolah ditambah seperti buku pelajaran dan ruangan kelas, kalau seperti ini susah sistem mengajarnya,”harap dia.
Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Seluma Sukiman menyebutkan program pemerintah Guru Garis Depan (GGD) dikabupaten Seluma sebanyak 47 Guru yang rencananya juga akan ditempatkan di SD Sinar Pagi, sekolah ini menerima Rp 6 200 ribu anggaran Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) lima persen diantaranya harus dikeluarkan untuk membeli buku dan bantuan mengajar lainnya.
Selain HGN tanggal 25 November juga merupakan Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke 71
Desa Sinar Pagi merupakan pemekaran dari Kelurahan Puguk yang di mekarkan sejak tahun 2010 dengan jumlah penduduk sebanyak 225 KK, desa ini terletak di kaki bukit barisan berjarak 30 Km dari jalan lintas ibu kota Seluma memakan waktu 5 jam sebab untuk menuju desa ini harus berjalan kaki 3 KM dengan melewati bukit dan tepi jurang.
Desa sinar pagi berjumlah tiga dusun dengan jarak antara dusun mencapai 3 Km, tidak diherankan jika anak sekolah kerap terlambat sebab jarak yang dilalui begitu jauh dan harus melepas sepatu agar tidak cepat rusak.
Penulis : Sepriandi