Seluma, kupasbengkulu.com – Nelayan Tradisional Desa Pasar Seluma Kecamatan Seluma Selatan melaut menggunakan perlatan sederhana bernama pancing rawai dengan hasil mencapai 500 KG perhari.
Nelayan tradisional ini melaut secara berkelompok sebanyak lima orang yang hasil tangkapannya dibagi rata setelah ikan dijual.
“satu bulan itu hanya 15 hari kami bisa melaut, tergantung cuaca,”kata Ketua Forum Nelayan Desa Pasar Seluma Ikhwan kepada jurnalis belum lama ini.
Menggunakan perahu 5 GT nelayan pesisir didaerah ini mengumpulkan rupiah untuk memenuhi kebutuhan hidup, alat tangkap yang digunakan hanya berupa pancing rawai yang mendapatkan ikan berukuran besar dari pantai Seluma.
“Kami berangkat melaut dari jam 6 subuh dan pulang sore sekitar jam 5,”lanjut Ikhwan.
Jenis ikan yang mereka dapat yaitu ikan Gebur,Capa Bandeng, Kakap Merah dan ikan pari yang dijual bervariasi perkilonya.
“Setiap sore ada toke ikan yang mengambil untuk dijual di Kota Bengkulu,”sampainya.
Ketua Koprasi nelayan Betutu Cuming Desa Pasar Seluma Syahril Amirin mengatakan pemasaran ikan hasil tangkapan nelayan terkendala pada Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang telah rusak dan tidak layak pakai sehingga nelayan terpaksa menjual ikan dengan cara menghubungi toke ikan jika sudah pulang melaut.
“Sejak dibangun sampai sekarang tidak pernah diperbaiki kondisinya sudah tidak layak pakai,”cerita Syahril.
Menurutnya, jika dibangun TPI maka penjualan ikan nelayan akan meningkat ditambah lagi pasar nelayan terlihat lebih hidup sebab arus transoprtasi darat ke daerah pesisir saat ini sudah dimulai diperbaiki.
“Kalau ada TPI, setiap hari pedagang ikan tidak akan susah mencari atau menunggu nelayan pulang cukup ke TPI pasti ada,”tuturnya.
Mereka berharap agar pemerintah membangun TPI diwilayah pesisir ini untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan tradisional.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Seluma Emzaili Hambali menjelaskan sebanyak 4000 lebih masyarakat kabupaten Seluma berprofesi sebagai nelayan 1600 diantaranya telah memiliki kartu nelayan terdiri dari enam koprasi yang merupakan gabungan Kelompok Usaha Bersama (KUB).
“Menyebar beberapa kecamatan diantaranya kecamatan Seluma Selatan dan Semidang Alas Maras, ada juga sebagian nelayan sampingan,”tandasnya.
Di pesisir pantai ini sempat terjadi peristiwa kericuhan antar nelayan karena nelayan kota Bengkulu menggunakan kapal Trawl untuk menangkap ikan namun hingga saat ini belum ada penyelesaian, Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti beberapa waktu lalu meminta nelayan tradisional melawan dengan cara belajar menggunakan alat tangkap yang lebih canggih.
Penulis : sepriandi