kupasbengkulu.com – Aktifis Yayasan Kanopi, Ali Akbar menyayangkan aktifitas PT. Pertamina Geothermal Energi (PGE) di Kabupaten Lebong, merusak fungsi hidrologis (penyedia air) kawasan Hutan Lindung Bukit Daun.
Ali Akbar lebih jauh menegaskan, pihaknya sudah jauh hari meramalkan aktifitas PT.PGE akan membahayakan ekosistem yang ada jika tidak dikontrol lebih jauh.
(baca juga: Lagi, Petani Keluhkan Padi Mati akibat Belerang Geothermal)
“Dari awal sudah kita lihat proses eksplorasi yang dilakukan oleh PT.PGE sudah tidak komperhensif hal ini kita buktikan saat Yayasan Kanopi melakukan investigasi dalam sosialsasi yang kita lakukan itu masyarakat dalam pengetahuannya terkait keberadaan PT.PGE itu masih minim dan saat ini perusahaan sudah melakukan pengeboran pada kawasan hutan bukit daun register 5,” kata Ali Akbar.
Dirinya juga menambahkan bahwa saat ini dalam pengelolaan Kawasan Bukit Daun pihak perusahaan memang sudah diberikan izin pinjam pakai hutan di kawasan Bukit Daun.
“Mereka saat ini juga sudah mendapatkan izin pinjam pakai hutan, kawasan yang mereka bisa gunakan saat ini seluas kurang lebih itu ada 90 hektar,” ungkap ali akbar
Dalam proses pengeboran sumber panas bumi ini diketahui pihak PT.PGE sudah membuka jalur selebar 6,9 meter di kawasan hutan Bukit Daun.
“Sekarang mereka dalam proses membuka jalan menuju titik pengeboran dengan cara membelah hutan untuk mencapai titik sumber panas bumi, ini menimbulkan putusnya daur hidorlogis yang menyebabkan menurunnya ketersediaan air tanah, dan berdampak pada aktivitas masyarakat khususnya petani,” tutur Ali Akbar.
Oleh karena itu dirinya bersama Yayasan Kanopi meminta pemerintah setempat bisa duduk bersama dalam penanggulangan risiko yang dikhawatirkan dapat merugikan banyak pihak terutama masyarakat di kawasan Bukit Daun.
” kami tidak melarang keberadaan PGE namun hal ini harus melihat dampaknya ke depan, dan tidak serta merta kita dalam hal penggunaan energi geothermal ini bisa dengan segala cara, dan kita harus lihat fungsi bukit daun itu sangat besar, disana ada bebebarap danau, seperti danau 7 warna, hal ini bisa saja hancur, kalau tidak diawasi secara berkala,” pungkas Ali Akbar.(cr5).