Seluma, kupasbengkulu.com – Pihak Pemkab Seluma menggelar rapat mediasi terkait polemik relokasi pasar dengan pedagang Pasar Tais di ruang rapat Bupati Seluma rabu (25/01/2017).
Mediasi yang dipimpin oleh Asisten I Setda Seluma Mirin Ajib berlangsung ricuh setelah ada aksi cekcok mulut antara peserta rapat dan terjadi pemukulan meja diruang rapat tersebut.
“Pasar Tais ditutup sejak tahun 2013, kenapa ada pungutan, kalau pasar tais ilegal berarti pungutan itu juga ilegal ada pungli disana,” kata perwakilan LBH dan Advokasi Perisai Keadilan Bengkulu Melyan Sori.
Menurutnya, pemerintah tidak mesti harus menutup pasar mingguan di Kelurahan Pasar Tais sebab disetiap kecamatan ada pasar mingguan.
“Pedagang menyambut baik pasar harian Sembayat, tapi pasar mingguan Tais tidak mesti ditutup, kami pastikan pedagang yang berjualan di Pasar Tais juga akan berjualan di Pasar Sembayat, itu solusi dan permintaan pedagang,” terangnya.
Dia meminta pihak Pemkab Seluma menunjukkan SK penutupan Pasar Tais tahun 2013 kemudian mempertanyakan kejelasan terkait pungutan retribusi pasar.
“Ini lucu, pasar ditutup tapi pungutan retribusi tetap berlanjut, aneh,” ujar Dia.
Asisten I Setda Seluma Mirin Ajib menjelaskan, bahwa pasar tais telah resmi dinyatakan ditutup sejak tahun 2013 mengenai pungutan retribusi hal itu merupakan kewenangan pemerintah sebab penutupan pasar tais batal dilaksanakan.
“Fungsi pemerintah untuk mengatur, kewenangan pemerintah untuk memindahkan, untuk pasar tais nanti kita rencanakan lagi lokasi pasar baru karena lokasi pasar sekarang sesuai Perda RTRW merupakan kawasan padat penduduk,” tegas Mirin.
Mediasi yang juga dihadiri Kapolres Seluma AKBP Raden Tri Wahyu Budiyanto belum ada kesepakatan, sebab rapat dibubarkan pasca cekcok mulut berujung pukul meja antara pendamping pedagang atau anggota LBH dengan oknum anggota Polisi Polres Seluma.
Rencananya besok kamis (26/01/2017) Perkumpulan Pedagang Mingguan Pasar Tais (PPMPT) akan menggelar aksi demo dihalaman Kantor Bupati Seluma.(sep)