Jumat, Maret 29, 2024

PLTU Dibangun, Diprediksi Nelayan Teluk Sepang Akan Panen Ikan Beracun

Lovie
Lovie

Kota Bengkulu, kupasbengkulu,com – Adanya wacana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kota Bengkulu yang diklaim dapat menyelesaikan persoalan pasokan listrik di provinsi ini, mendapat perhatian serius dari salah seorang tokoh masyarakat Teluk Sepang, Lovie. Dia yang juga merupakan ketua kelompok nelayan Sepang Serumpun, mengatakan apabila PLTU mulai aktif beroperasi, maka para nelayan tidak akan mendapatkan hasil tangkapan berupa ikan segar lagi di sekitar perairan Teluk Sepang.

Hal ini dikuatkan Lovie seusai dirinya mengikuti seminar bersama salah satu organiasi lingkungan dunia Green Peace di Pandeglang Banten beberapa waktu lalu. Dari hasil seminar yang juga turut dihadiri salah seorang peneliti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Mr Paul, keberadaan PLTU menyebabkan para nelayan saat ini sudah tidak melaut lagi di sekitar laut dangkal Pandeglang. Hal ini dikarenakan limbah PLTU yang ada di Pandeglang tersebut masuk ke laut yang akhirnya menyebabkan ikan-ikan terkontaminasi dengan racun.

“Ikan itu tidak mati, namun tidak bisa dikonsumsi lagi. Semua sudah tercampur dengan racun limbah PLTU. Info ini saya dapatkan saat saya tanyakan langsung kepada para nelayan, dan mereka sekarang sudah memilih melaut menggunakan kapal besar milik pemodal menuju Sumatera karena tidak ada yang bisa menjamin kapan ikan-ikan itu akan sehat lagi. Hal ini bisa juga terjadi pada nelayan Teluk Sepang jika PLTU ini dibangun,” terang Lovie, saat sosialiasi PLTU oleh ESDM Provinsi Bengkulu.

Tidak hanya itu, Lovie juga menjelaskan kepada masyarakat untuk memikirkan dampak ke depan dari pembangunan PLTU. Bukan hanya menimbulkan kerugian di bidang ekonomi, namun diprediksi masyarakat akan mendapat masalah lainnya, seperti banyaknya penyakit yang akan ditimbulkan dari debu PLTU yang bisa mencapai jarak hingga 15 kilometer dari lokasi PLTU Teluk Sepang.

“Debu yang dikeluarkan dari cerobong itu bisa membuat banyak penyakit, antara lain kulit gatal, paru-paru, dan masih banyak lagi. Kita harus lihat dampak ke depannya, namun kembali pilihan pada masyarakat,” tandasnya.

Dikutip dari laman greenpeace.org, bahwa hasil pemodelan atmosfer GEOS-Chem yang dilakukan oleh tim peneliti Harvard University – Atmospheric Chemistry Modeling Group (ACMG) menunjukkan bahwa polusi udara dari operasi PLTU Batubara saat ini telah menyebabkan kematian dini sekitar 6.500 jiwa per tahun. Penyebab utamanya adalah stroke (2.700), penyakit jantung iskemik (2.300), penyakit paru obstruktif kronik (400), kanker paru-paru (300) serta penyakit kardiovaskular dan pernapasan lainnya (800).

Selanjutnya, ekspansi PLTU Batubara yang baru di Indonesia akan menyebabkan estimasi angka kematian dini naik menjadi 15.700 jiwa/ tahun di Indonesia dan total 21.200 jiwa/ tahun termasuk di luar Indonesia. Angka kematian tersebut bahkan belum termasuk puluhan PLTU baru yang akan dibangun di bawah program 35 GW yang digaungkan Pemerintah Jokowi saat ini.

Sebelum Presiden Jokowi mengumumkan rencana energi baru, Indonesia sudah berencana untuk meningkatkan kapasitas pembangkit listrik sebesar 20.000 megawatt, darinya sekitar 117 merupakan PLTU Batubara baru. (nvd)

Related

Lawakan Felix Seda yang Lecehkan Najwa Sihab Berakhir Minta Maaf

Lawakan Felix Seda yang Lecehkan Najwa Sihab Berakhir Minta...

Kalah dari Jepang, Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Babak 16 Besar Jika Ini Terjadi

Kalah dari Jepang, Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke...

Bawaslu Seluma Ingatkan Program Pemerintah Tidak Dijadikan Ajang Kampanye

Bawaslu Seluma Ingatkan Program Pemerintah Tidak Dijadikan Ajang Kampanye ...

Bawaslu Seluma Ingatkan Program Pemerintah Tidak Dijadikan Ajang Kampanye

Bawaslu Seluma Ingatkan Program Pemerintah Tidak Dijadikan Ajang Kampanye ...

DPMD Seluma Segera Tindaklanjuti Penguduran Diri Kades Kungkai Baru

DPMD Seluma Segera Tindaklanjuti Penguduran Diri Kades Kungkai Baru ...