kaur, kupasbengkulu.com – Sebanyak 300 Kepala Keluarga (KK) atau rumah di Desa Trans Tanjung, Kecamatan Tetap, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, saat ini belum bisa menikmati listik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Saat ini, untuk penerangan di malam hari 300 KK ini masih menggunakan penerangan tradisional menggunakan bahan bakar minyak tanah.
Tapi ada juga sebagaian warga yang tidak patah arang (tidak putus asa_red), memanfaatkan sumber listrik dari sungai yang berada di desa setempat.
“Memang belum ada listrik, tapi ada sebagian warga yang sudah menggunakan listrik dari Pembangkit Listrik Mikro Hidro (PLTMH), namun tidak semuanya. Karena warga yang mampu saja yang menggunakan PLTMH ini,” tutur salah satu warga Tanjung Agung, Suhardi (39) kepada kupasbengkulu.com, Jumat (24/10/2014).
Dijelaskannya, ini disebabkan keterbatasan ekonomi warga, karena untuk membangun PLTMH ini sebagian warga tersebut mengumpulkan iuran secara swadaya.
Untuk menghidupkan PLTMH ini, lanjut dia, masyarakat membentuk kelompok yang anggotanya berjumlah 10 orang.
Dari jumlah 300 KK warga transmigrasi yang ada di desa tersebut, ada 3 kelompok yang memanfaatkan PLTMH ini.
Kondisi warga transmigrasi yang ditempatkan sejak tahun 2011 lalu ini diperparah dengan buruknya akses jalan menuju desa tersebut.
Jarak dari desa ke poros Jalan Lintas Barat Sumatera (Jalinbarsum) sekitar 16 kilometer, dengan kondisi berlumpur jika musim hujan dan berdebu jika panas.(mty)