Jumat, April 26, 2024

Refleksi Hardiknas, Kawasan Pedesaan Rendah Partisipasi Pendidikan

Prof. Sudarwan Danim

kupasbengkulu.com – Jumat, 2 Mei 2014 merupakan hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), menurut pandangan Pengamat Pendidikan Universitas Bengkulu (Unib) yang juga merupakan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Bengkulu, Prof. Sudarwan Danim, secara umum pendidikan di Indonesia belum merata terutama di Bengkulu.

Dikatakan Sudarwan, pendidikan dilihat dari 2 sisi yakni sisi kuantitatif dan sisi kualitatif. Dari segi kuantitatis tercermin angka partisipasipan pendidikan baik angka partisipasi murni maupun angka partisipasi dasar.

“Kalau berdasarkan sisi kuantitatif dapat kita lihat, makin ke kota angka partisipan pendidikan makin tinggi. Namun sebaliknya, di wilayah pedesaan angka partisipannya makin sedikit, baik itu peserta didik maupun tenaga pendidiknya. Dan itu tidak bisa dipungkiri, karena itulah yang terjadi dalam masyarakat kita saat ini,” kata Sudarwan.

Ada beberapa hal yang menyebabkan rendahnya partisipasi pendidikan di desa, diantaranya minimnya tingkat kesadaran akan pentingnya pendidikan, faktor ekonomi (minimnya biaya). Kemudian faktor sosial budaya, mayarakat desa biasanyaa tidak fokus pada pendidikan karena mereka kebanyakan lebih memilih bekerja atau menikah di usia muda.

Faktor sosial budaya itu berkaitan dengan kultur masyarakat setempat, baik berupa pandangan, adat istiadat dan kebiasaan. Pengaruh-pengaruh budaya dan pandangan negatif terhadap dunia pendidikan akan mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.

Peserta didik yang bergaul dengan temannya yang tidak sekolah atau putus sekolah, akan cenderung terpengaruh dengan temannya tersebut.

Sementara, pendidikan di desa biasanya juga dipengruhi faktor geografis. Letak sekolah sulit dijangkau membuat masyarakat setempat, khususnya para pemuda sulit untuk mencapai sekolah tersebut. Ditambah lagi minimnya fasilitas pendidikan di desa.

Dari segi kualitatif Bengkulu berada pada level menengah untuk ukuran Indonesia. Namun kualitas pendidikan di Bengkulu masih sangat jauh dibandingkan Provinsi Bali dan Yogyakarta.

“Untuk meningkatkan kualitas pendidikan tersebut mau tidak mau peningkatan kinerja guru marupakan keharusan. Kalau tenaga pendidikanya tidak berkualitas, otomatis anak didiknya tidak akan mendapatkan bekal yang mumpuni untuk keberlangsungan hidupnya kedepan,” demikian Sudarwan. (beb)

Related

Gubernur Rohidin Mersyah Dukung Pengembangan UINFAS Bengkulu

Kupas News, Bengkulu – Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah terima...

PKBM se-Kota Bengkulu Ikuti Bimtek Peningkatan Kompetensi Pengelolaan Keuangan

Kupas News, Kota Bengkulu - Sebanyak 76 peserta dari...

Hadiri Peresmian SALUT, Wabup Wasri Ingin UT Jadi Akses Kemajuan Daerah

Kupas News, Mukomuko – Wakil Bupati Mukomuko Wasri, hadiri...

Sosialisasi Literasi Digital Menangkal Hoax dan Disinformasi

Kupas News, Kota Bengkulu – Bidang Humas Polda Bengkulu...

39 Kwarda Ikuti Peran Saka 2022, Sekdaprov Ingatkan Jaga Nama Baik Bengkulu

Kupas News, Kota Bengkulu - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi...