Kaur, kupasbengkulu.com – Ribuan warga Desa Air Palawan, Kecamatan Nasal, Kabupaten, Kaur, Bengkulu, menderita akibat jalan menuju wilayah mereka dalam kondisi rusak berat.
Jalan berbatu, becek bila hujan, berdebu jika kemarau, menambah kesedihan nasib warga yang berada di pedalam itu.
Samsul, Kepala Desa Palawan menyebutkan, sejak zaman atom- ujaran masyarakat setempat menyebutkan masa penjajahan- hingga saat ini wilayah mereka tak tersentuh oleh pembangunan.
Parahnya, kondisi tersebut semakin diperberat dengan digunakannya jalan umum itu oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Ciptamas Bumi Selarasa (CBS), anak usaha kelompok Ciputra Grup.
“Tidak pernah terjamah aspal, malah sekarang dirusak dengan alat berat dan truk-truk yang menggangkut sawit perusahaan CBS”, ujar Samsul, Selasa (12/4/2016).
Lanjut Samsul, perusahaan mengantongi izin dari bupati setempat dengan luasan HGU 10 ribu hektare, izin dikeluarkan pada 2010.
“Sejauh ini tidak ada kontribusi perusahaan perkebunan itu pada masyarakat,” tambahnya.
Jalan yang rusak tersebut dimanfaatkan oleh 1.325 warga masyarakat untuk mengangkut hasil bumi. Akibat rusaknya jalan, harga jual komoditi kopi warga menjadi murah.
“Harga kopi menjadi murah beda Rp 2.000 dengan harga kopi di luar desa, ini jelas merugikan warga,” kata Samsul lagi.
Berulangkali protes disampaikan oleh masyarakat kepada perusahaan dan Pemda Kaur, namun tak ada hasil yang memuaskan.
Aktifis lingkungan hidup Yayasan Genesis, Uli Arta Siagian, mengatakan aktifitas perusahaan sangat merugikan masyarakat setempat. Tidak saja merusak jalan, aktifitas perusahaan juga dapat mengancam kawasan tangkapan air setempat.
“Keberadaan PT. CBS perlu diperhatikan dengan luasan HGU yang mencapai 10.000 posisi yang berdampingan langsung dengan kawasan HPT Bukit Kumbang, bisa saja mereka nantinya akan merambah masuk hingga ke kawasan HPT tersebut. Jika itu terjadi akan merusak daerah tangkapa air Sungai Nasal,” demikian Uli.(kps)