Kaur, Kupasbengkulu.com – Kabid Pesisir dan Pengawasan Sumber daya Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kaur, Feri Ardiansyah mengungkapkan, penyentruman ikan di Kaur kian marak.
Hal ini disebabkan kurangnya pengawasan oleh warga desa setempat.
“Kami selalu melakukan penyisiran dan pengawasan bersama dengan pihak kepolisian, namun tentu saja tidak terlepas dari pengawasan warga desa setempat”, jelas Feri, Senin (23/03/2014).
Tidak mungkin kami selalu ada untuk mengawasi itu tegas Feri yang mengaku personil DKP terbatas. Perlu disadari warga desa, jika kita harus sama-sama menjaga dan melindungi kelestarian lingkungan.
Saat penyentrum ikan kian marak, akibat kurangnya keterlibatan warga desa setempat untuk menjaga dan mengawasi daerahnya. Tidak jarang penyentrum ikan tertangkap saat menyentrum ikan. Namun masih saja banyak yang mau melakukannya.
“Bukannya tidak pernah tertangkap, tapi memang mereka tidak jera. Padahal disetiap desa kami sudah melakukan sosialisasi dan sama-sama menjaga, memberi pengertian tentang larangan penyentruman ikan ini”, kata Feri.
Sosialisai yang dilakukan tidak seperti yang diharapkan. Buktinya, penyentrum ikan kian marak. Oleh sebab itu kepada warga desa diminta saling membantu dalam menjaga kelestarian lingkungan kita. Terutama kelestarian ikan sawah atau ikan air tawar, yang sekarang sudah sepi dan langka, akibat penyentruman.
Saat ini ikan-ikan di air tawar mulai langka, karena ulah penyentrum ikan yang tidak bertanggung jawab. Akibatnya bibit-bibit ikan mati dan musnah. (Mty)