Religi, kupasbengkulu.com – Menyikapi akan tibanya gerhana matahari total pada Rabu (9/3/2016) lusa, berlangsung sekitar pukul 06.30 pagi, Ustadz Junadi Hamsyah (UJH) kembali ingatkan masyarakat soal perbuatan syirik.
UJH mengingatkan khususnya masyarakat Provinsi Bengkulu, untuk menghindari kepercayaan atau keyakinan yang bisa menjerumuskan masyarakat kepada perbuatan syirik yang hukumnya musrik.
Gerhana matahari ataupun gerhana bulan adalah fenomena alam yang bersifat alamiah, sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Untuk itu, masyarakat harus memahami apa yang harus dilakukan oleh masyarakat, ketika fenomena alam itu terjadi. Itu merupakan kebesaran Allah SWT yang diperlihatkan kepada umat manusia.
“Janganlah berbuat syirik dengan meyakini, ketika terjadi gerhana matahari masyarakat menumbuk lesung kayu kosong, seperti yang diyakini oleh sebagian orang. Jangan melakukan pemujaan kepada selain Allah seperti menyajikan sesaji di tempat-tempat tertentu,” jelas UJH.
Teriakan “Hidup Anak adam”.
Bagi masyarakat kota mungkin faham dan berfikir ilmiah jelas UJH menghadapi fenomena alam ini. Tetapi bagi masyarakat desa, mungkin susah merubah keyakinannya yang sudah tertanam sejak dulu dari nenek moyang mereka.
“Misalnya, sampai saat ini masih ada sebagian masyarakat yang tidak faham, apabila terjadi gempa, mereka meneriakkan ‘hidup anak adam’. Ini dilakukan agar selamat dari gempa tersebut. Itu karena keyakinan yang ditanamkan sejak dahulu,” contoh UJH.
Uuntuk terhindar dari keyakinan yang salah, UJH menghimbau kepada masyarakat, ketika gerhana matahari atau gerhana bulan yang merupakan tanda kebesaran Allah SWT terjadi, hendaknya masyarakat beribadah kepada Allah SWT.
“Hendaknya memperbanyak tasbih, memuji Allah. Llakukanlah Shalat Sunnah Gerhana dan memperbanyak ilmu, agar kita semakin banyak pengetahuan dan semakin mendekatkan diri kepada Allah. Ikutilah saran-saran yang disampaikan pemerintah, dengan menggunakan kacamata pelindung untuk melihat langsung gerhana matahari,” nasihat UJH.
Penulis : Ujang Martin AP