Sabtu, Februari 8, 2025

NCW Mukomuko Laporkan Dugaan Pungli Pengurusan Suket Kejiwaan PPPK ke Kejaksaan

NCW Mukomuko menyerahkan berkas laporan dugaan penyalahgunaan jabatan dan tindak pidana korupsi ke Kejaksaan Negeri Mukomuko, Foto: Dokkupas Bengkulu – BKPSDM Kabupaten Mukomuko telah...
BerandaPEREMPUANLima Penyair Bengkulu Sumbang Puisi Melawan Kekerasan Seksual terhadap Perempuan

Lima Penyair Bengkulu Sumbang Puisi Melawan Kekerasan Seksual terhadap Perempuan

Dosen Bahasa dan Sastra, FKIP Universitas Bengkulu (Unib), Agus Djoko Purwadi
Dosen Bahasa dan Sastra, FKIP Universitas Bengkulu (Unib), Agus Djoko Purwadi

kupasbengkulu.com – Kekerasan tidak mesti dilawan dengan kekerasan pula, tetapi dapat dilakukan dengan hal yang lebih halus, seperti halnya puisi. Seolah itulah yang ingin disampaikan penggagas “Antologi Puisi Melawan Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan,” Yenti Nurhidayat yang tergabung dalam Komunitas Penulis Perempuan Indonesia (KPPI).

Di Indonesia, khususnya di Provinsi Bengkulu kasus kekerasan seksual pada perempuan kerap terjadi. Salah satu wujud keprihatinan pada perempuan yang menjadi korban kekerasan tersebut, 5 kontributor yang berasal dari Bengkulu turut menyumbangkan karyanya dalam antologi tersebut. Penulis tersebut tidak hanya perempuan, tetapi juga laki-laki, yakni Liona Aprisof, Angger Wiji Rahayu, Siami Maysaroh, Grasia Renata Lingga dan Banyu Bening.

Bertempat di Taman Budaya, Kota Bengkulu pada Sabtu (23/3/2014) Sekolah Gender Bengkulu melaunching buku tersebut di Bengkulu, setelah sebelumnya dilaunching di Jakarta pada 17 Maret lalu bertempat di Taman Ismail Marzuki.

Launching juga dihadiri pengamat sastra yang juga merupakan dosen Bahasa dan Sastra, FKIP Universitas Bengkulu (Unib), Agus Djoko Purwadi. Dalam kesempatannya Agus sangat mengapresiasi para kontributor Bengkulu yang karyanya terpilih untuk dimuat dalam antologi.

“Buku ini sudah saya baca sampai selesai, karyanya sangat menakjubkan terutama yang dimuat oleh penulis Bengkulu. Di buku ini saya mencatat, dari sekian banyak penulis persentase karya orang Bengkulu sebesar 11,53 persen, itu hal yang luar biasa,” ujar Agus.

Sementara, salah seorang kontributor yang juga merupakan Kepala Sekolah Gender Bengkulu, Liona Aprisof mengatakan jumlah puisi dalam antologi tersebut lebih dari 50 pusi bertema perempuan. Antologi tersebut diluncurkan sekaligus untuk merayakan Hari Perempuan Internasional tanggal 8 Maret lalu. (beb)